Perjalanan hidup seseorang mungkin dapat direncanakan, akan tetapi dalam menjalankan rencana tersebut seseorang dihadapkan berbagai pilihan dan terkadang pilihan itu tidak sesuai dengan yang telah direncanakan. Setiap orang boleh berencana, di atas segalanya kehendak Tuhan lah yang lebih berkuasa.

Pantai Parangtritis Yogyakarta



Pantai Parangtritis yang berjarak sekitar 28 km dari kota Jogja ini dapat dicapai melalui desa Kretek, yaitu desa yang terletak dipinggir jalan Parangtritis. Saat posisi Anda keluar dari kota, Anda ambil rute jalan melalui Jl. Parangtritis, ikuti arah tersebut menuju ke selatan terus sampai ke Pantai Parangtritis. Rute ini merupakan rute yang paling cepat dan lancar bagi para wisatawan yang belum begitu mengenal seluk-beluk jalanan di Jogja.

Namun begitu, bagi Anda semua para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan yang berbeda dalam perjalanan menuju ke Pantai Parangtrits, ada satu rute yang memiliki pemandangan yang lumayan indah di sisi sebelah tenggara kota Jogja, rute tersebut melalui jalan Imogiri dan melewati desa Siluk yang berada disisi sebelah tenggara kota Jogja.


Para wisatawan yang perhatian akan sejarah, pasti sudah mengetahui bahwa menurut cerita masyarakat dahulu kala ada seorang yang melarikan diri dari Kerajaan Majapahit yang bernama Dipokusumo. Pada saat dia akan bersemedi, dia melihat ada tetesan air dari celah-celah batu karang, kata karang dalam bahasa jawa dapat disebutkan dengan “parang” dan tetesan air tersebut bisa disebut dengan kata “tumatitis”, sehingga lahirlah nama daerah itu dengan sebutan Parangtritis yang berarti air yang menetes dari batu.

Pantai Parangtritis diyakini merupakan perwujudan dari kesatuan trimurti untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu benda atau icon (sebenarnya tidak hanya sebuah icon, karena istilah kesatuan trimurti ini sangat lekat dengan sisi mistis kota Jogjakarta) yang terdiri dari Gunung Merapi, Keraton Jogja, dan Pantai Parangtritis yang berada membentuk garis lurus dari utara ke selatan daerah Jogja. Masyarakat setempat juga meyakini bahwa Pantai Parangtritis merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan yang dikenal dengan nama Nyai Roro Kidul. Mitos yang berkembang, si Nyai Roro Kidul ini menyukai benda-benda yang memiliki warna hijau, oleh karena itu bagi para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Parangtritis Jogja, kadang ada semacam omongan atau saran seperti itu untuk tidak memakai baju berwarna hijau, karena mereka khawatir bila seseorang memakai kaos atau baju berwarna hijau, mereka bisa disukai oleh si Nyai Roro Kidul dan ditarik ke laut untuk bergabung dengan prajurit atau bala tentara si Nyai. Namun terlepas dari semua mitos yang ada, para wisatawan pengunjung Pantai Parangtritis hendaknya mempersiapkan diri dan selalu berhati-hati, karena ombak di pantai ini bisa dibilang sangat besar, dan para pengunjung tidak diperkenankan untuk mandi di pantai ini karena memang landscape pantai sangat curam dan sangat berbahaya. Disarankan para wisatawan untuk mengikuti peringatan dan aturan oleh para penjaga pantai karena selama ini memang ada saja korban jiwa yang telah terenggut karena keganasan ombak pantai ini dan ketidakpatuhan para pengunjung.

Selain sarat dengan kisah misteri Nyai Roro Kidul, Pantai Parangtritis juga dikisahkan sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga sesaat setelah Panembahan Senopati selesai menjalani pertapaan. Selain terkenal sebagai tempat rekreasi, Parangtritis juga merupakan tempat keramat. Banyak pengunjung yang datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk melakukan upacara Labuhan dari Kraton Jogjakarta.




Share on Google Plus

About Saifudien Djazuli

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment