Dalam
rangka usaha pengembangan Pariwisata Bali, Pemerintah dengan bantuan UNDP pada
tahun 1971 memprakarsai sebuah studi tentang Pariwisata Bali yang dilaksanakan
oleh SCETO, sebuah konsultan dari Perancis.
Kawasan
Pariwisata Nusa Dua lahir karena kebutuhan objektif akan kamar yang bermutu,
bagi wisatawan yang diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke
tahun. Salah satu dari rekomendasi studi tersebut, menyarankan agar di Bali
dibangun lebih banyak hotel bertaraf internasional, untuk menampung wisatawan
asing. Pada waktu itu yaitu pada tahun 1975 di Bali, diperkirakan hanya ada
1800 kamar yang dibangun di Kuta dan Sanur, yang bertaraf Internasional,
sedangkan menurut studi sampai tahun 1980 diperlukan sekitar 3800 – 4700 kamar
hotel standard internasional.
Pola dasar
rencana induk Pariwisata Bali, sebagaimana direkomendasikan tim SCETO adalah
suatu pembangunan ekonomi, dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
ditingkatkan tanpa mengorbankan nilai-nilai kebudayaan serta struktur sosial
kehidupan masyarakat Bali dan lingkungan hidup.
Proyek Nusa Dua, sebagai
bagian dari rencana induk pengembangan Pariwisata Bali, merupakan pembangunan
suatu kawasan pariwisata dengan pemukiman wisatawan secara terpusat, yang jauh
dari pusat kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan demikian
pengaruh langsung para wisatawan, khususnya pengaruh negatif akan dapat ditekan.
Lahan yang memenuhi syarat ada di kawasan bukit, yaitu Nusa Dua, lahan yang
tidak produktif, namun memiliki pantai dan berpasir putih yang indah,
berpenduduk jarang dan sangat dekat dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Letak
lahan tersebut, terpisah dari masyarakat tradisional Bali.
Melalui pendekatan
tersebut, sebagaimana dijelaskan diatas, diharapkan kebutuhan akan kamar yang
terus meningkat bisa dipenuhi, sekaligus kebudayaan Bali sebagai daya tarik
utama Pariwisata bisa tetap dilestarikan. Disamping itu daerah Nusa Dua lebih
mudah dikembangkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan penduduknya
jarang. Curah hujannya relatif kecil dan tidak ada sumber air permukaan,
sehingga tanahnya tidak subur untuk pertanian. Pertimbangan yang tidak kalah
pentingnya adalah Nusa Dua mempunyai pemandangan alam menarik dengan pantai
berpasir putih, air laut yang jernih dan pantai menghadap ke Timur menyongsong
terbitnya matahari pagi.
Lokasi akomodasi/hotel
sebagai salah satu komponen pokok kawasan disarankan di daerah Badung bagian
Selatan, dekat dengan Airport Ngurah Rai dan lebih mudah memperoleh pelayanan
utilitas dan kemudahan-kemudahan lain dari pusat kota Denpasar, ketimbang
daerah Karangasem dan Bali Barat.
Kawasan Pariwisata
dipersiapkan dengan pemanfaatan secara ekonomis tanah yang tersedia, tanpa
mengganggu lingkungan, sementara prasarana dan sarana dimanfaatkan secara
optimal dalam rangka pembangunan hotel dan fasilitas wisata lainnya.??Lokasi
hotel adalah sepanjang pantai dengan pusat kegiatan Amenity Core yang dibangun
sesuai pedesaan Bali dengan halaman yang luas dan arsitektur yang khas.
Dalam rangka
pengembangan proyek Nusa Dua sebagai Kawasan Pariwisata terpadu terdapat 3 komponen
pokok, yaitu penyediaan Prasarana dan Sarana, peningkatan jalur – jalur jalan
menunju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan dan peningkatan jalur –
jalur jalan menuju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan.
Berikut Foto Kawasan Hotel Nusa Dua Bali
0 comments:
Post a Comment